Situs Perangkat K13 dan Modul Ajar Kumer

Selamat datang di situs DUNIA PENDIDIKAN, semoga terjalin tali silaturrahim antara kita. Selain berbagi lewat blog atau website, kami juga berbagi lewat channel youtube "DUNIA PENDIDIKAN". Oleh karena itu, mari kita dukung dengan cara like, subscribe, comment dan share. Terima kasih atas kunjungannnya.

Jadwal Imsakiyah Ramadan 1442 H/2021 M.

Untuk kita maklumi bahwa Pemerintah telah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadan 1442 Hijriah jatuh pada Selasa 13 April 2020.

Keputusan tersebut ditetapkan setelah sidang isbat yang dihadiri sejumlah ormas Islam hingga ahli astronomi pada Senin (12/4/2021) sore.

Dengan begitu, ketetapan 1 Ramadan 1442 H antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah berlangsung sama. Puasa sama-sama akan dimulai pada Selasa 13 April 2021 dan Salat Tarawih dimulai malam ini.

Berikut Jadwal Imsakiyah Ramadan 1442 H/2021 M sebagai rujukan dalam menjalankan ibadah puasa pada tahun ini:

NEW INFO Selain berbagi lewat blog atau website, kami juga berbagi lewat channel youtube "DUNIA PENDIDIKAN". Oleh karena itu, mari kita dukung channel ini dengan cara like, subscribe, comment dan share.


Tradisi Unik Negara Mayoritas Muslim Disaat Berbuka Puasa.


Selamat datang para peserta didik MTs NW Boro' Tumbuh di blog Dunia Pendidikan, semoga tetap dalam lindungan Allah SWT dari Covid 19 ini.

Pada kesempatan ini, kami berbagi artikel tentang Tradisi Unik Negara Mayoritas Muslim Disaat Berbuka Puasa.

Berbuka puasa merupakan momen paling membahagiakan bagi mereka yang berpuasa. Setelah sehari penuh menahan lapar, dahaga serta emosi tiba saatnya tubuh kembali mendapatkan asupan nutrisi. 


Baca juga...Inilah 10 Negara Dengan Pendidikan Terbaik di Dunia

Di Indonesia, tradisi berbuka puasa biasanya identik dengan ngabuburit dan mengonsumsi aneka takjil yang manis.

Tak terkecuali bagi negara mayoritas muslim lainnya yang juga memiliki tradisi saat berbuka puasa. 

Berikut tradisi negara mayoritas muslim menyambut waktu berbuka:

1. Mesir

Menandai waktu berbuka puasa, dentuman meriam mewarnai suasa Mesir di bulan Ramadhan. Meriam yang dikenal dengan sebutan midfar al iftar atau meriam iftar ini adalah bagian dari tradisi kuno Ramadan di Mesir. Menu berbuka puasa orang Mesir ditandai dnegan tradisi maidah rahman atau hidangan kasih sayang, yakni hidangan yang dibagikan secara gratis untuk orang yang berpuasa. Paket hidangan ini melambangkan rasa kasih di antara sesama muslim.

Menu utamanya adalah kunafa dan qatayef. Kunafa (kanafeh) dibuat dari kunafa pastry (adonan khusus untuk kunafa) dan mentega lalu diisi krim dan kacang-kacangan dan disiram sirop. Sedangkan qatayef merupakan pangsit versi manis berisi keju tawar atau campuran aneka kacang, seperti walnut, pistachio, atau almond.

2. Turki

Di Turki, orang-orang melakukan Tradisi Mayha sebelum berbuka puasa. Setiap lampu memiliki bentuk yang unik seperti misal mawar, pesawat atau tulip. Setiap lampu yang tersusun itu berisikan pesan. Misalnya saja, “Jaga Anak Yatim” atau “Moralitas Dasar Agama”.

Di kertas itu, terdapat rancangan konsep hiasan lampu sebuah masjid . Tradisi hiasan lampu masjid atau dalam bahasa Turki disebut Mayha ini sudah ada sejak era Kesultanan Ustmani.

Menurut catatan sejarah, tradisi Mayha dimulai sejak pemerintahan Sultan Ahmad I (1603-1617). Sang raja membuat Mayha sebagai kejutan bagi muazin atau orang yang memanggil orang di waktu salat. Setelahnya, Ahmad I memerintahkan untuk memasang Mahya di mesjid-mesjid di seluruh kekuasaannya.

3. Maroko

Menu berbuka puasa orang Maroko banyak jenisnya, seperti Chabakiya, Harira, Briwat, Mini-Bastilla, Salloo, Rziza, Mssamen, Malwi, Baghrir, Harsha. Mereka menikmati aneka jenis makanan ini setelah melaksanakan shalat maghrib.

Namun hanya satu menu yang pasti mereka konsumsi, yakni sup harira. Sup khas Maroko ini hampir bisa dijumpai di sepanjang kota Maroko. Tak ketinggalan sebagai minuman wajib orang Maroko yakni teh yang dicampur daun na’na atau daun min berdaun tipis dan khalib (susu).

4. Dubai

Umat muslim di Dubai melakukan berbuka puasa jika sudah ada tanda bunyi meriam. Acara berbuka bareng keluarga terus berlangsung selama berabad-abad sehingga orang-orang bergegas pulang saat matahari terbenam sehingga mereka dapat memiliki tempat berbuka dengan keluarga mereka.

5. Irak
Tradisi Unik Berbuka Puasa di Negara Mayoritas Muslim
Image: Atanta Magazine
Tradisi berbuka puasa di Irak diebut juga dengan Iftar. Semua keluarga berkumpul dan menyantap hidangan berbuka puasa dalam satu wadah. Sebagai menu penutup, mereka mengonsumsi sup miju-miju dan qamar al deen, minuman khas mereka yaitu aprikot.

6. Lebanon

Masyarakat di Lebanon saat adzamn maghrib berkumandang, mereka minum air putih dan makan kurma secukupnya. Seperti di Mesir dan Irak, di Lebanon juga adzan maghrib ditandai dengan bunyi meriam. Sajian menu buka puasa biasanya berupa jus segar, sup miju-miju dan salad fettoush.

Ada yang unik dari tradisi setelah berbuka orang Lebanon, yakni mereka mengonsumsi Sisha. Sisha merupakan satu bagian dari budaya Timur Tengah. Cara merokok ini biasanya menggunakan tabung berisi air, lalu dipanaskan dan diberi perasa buah dan lain sebagainya.

Perbedaan dalam menyambut waktu berbuka puasa membuat setiap orang memahami bahwa setiap negara memiliki keunikannya masing-masing. Terpernting jangan sampai waktu berbuka dijadikan balas dendam untu makan berlebih agar tidak menimbulkan penyakit.

12 Negara Dengan Waktu Puasa Terpendek di Dunia.


Selamat datang para peserta didik MTs NW Boro' Tumbuh di blog Dunia Pendidikan, semoga tetap dalam lindungan Allah SWT dari Covid 19 ini.

Pada kesempatan ini, kami berbagi artikel tentang 12 Negara Dengan Waktu Puasa Terpendek di Dunia.

Ramadhan selalu identik dengan ibadah puasa dan perayaan saat Lebaran. Pada bulan ini umat Islam diwajibkan untuk puasa, waktu tentu saja di setiap daerah memiliki waktu puasa yang berbeda-beda. 

Seperti yang sudah kamu ketahui ada negara-negara yang memiliki waktu puasa panjang sampai 20 jam. Tapi ada juga nih negara di dunia yang memiliki waktu puasa pendek, berikut adalah 12 negara dengan waktu puasa terpendek di dunia.

Berikut daftar 12 Negara Dengan Waktu Puasa Terpendek di Dunia:
1. Chili
2. Argentina
3. Malaysia
4. Afrika Selatan
5. Kepulauan Komoro
6. Maroko
7. Arab Saudi
8. Antartika
9. Australia Barat
10. Indonesia
11. Meksiko
12. Brazil

Kita yang berpuasa di Indonesia juga harus bersyukur nih karena waktu puasa yang terbilang singkat. Umat muslim yang berpuasa hanya melakukan puasa selama 12-13 jam saja. Selain itu cuaca di Indonesia juga cukup bersahabat tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

Demikian, semoga bermanfaat.

Hasil Sidang Isbat 1 Ramadhan 1441 H/2020 M.


Selamat datang di blog Dunia Pendidikan, pada kesempatan ini kami berbagi artikel tentang Hasil Sidang Isbat 1 Ramadhan 1441 H/2020 M.

Tidak terasa kita sudah memasuki bulan suci Ramadhan 1441 H tepatnya pada hari Jum'at, 24 April 2020 sesuai dengan hasil sidang Isbat 1 Ramadhan 1441 H yang digelar pada Kamis, 23 April 2020 tadi.

Hasil ini langsung disampaikan oleh Menteri Agama, Fachrul Razi bersama perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), perwakilan DPR, perwakilan Badan Hisab Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya, juga pejabat eselon I dan II dari Direktorat Jenderal Pembinaan Masyarakat Islam.


Lihat juga: Keutamaan Sholat Tarawih Selama 30 Malam

Ada yang berbeda dari pelaksanaan sidang Isbat tahun ini. Kemenag menggelar sidang Isbat secara daring alias online melalui konferensi atau sambungan komunikasi jarak jauh.




Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin mengatakan, sidang Isbat dengan video konferensi menjadi upaya Kemenag mencegah penyebaran Covid-19.

Adapun pelaksanaannya juga dilakukan dirumah masing-masing untuk memutuskan mata rantai dan mencegah penyebaran Covid-19.


Baca juga: Tata Cara Pelaksanan Sholat Tarawih Lengkap Pembahasannya.

Apapun kendalanya, kita berharap semoga ibadah puasa kita berjalan dengan lancar, aman dan diterima oleh Allah SWT. Aamiin ya rabbal alamin.

Tata Cara Melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan 1441 H/2020 M.


Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1441 H ini, kami berbagi artikel kajian Ramadhan tentang Tata Cara Melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan sebagai refrensi dalam melaksakan ibadah puasa 1441 H yang tinggal menghitung hari lagi tepatnya tanggal 24 April 2020.

Bulan Ramadhan tinggal menghitung jari, segala persiapan harus matang sehingga mampu melaksakan ibadah puasa dengan baik. 

Salah satu hal yang harus dipersiapkan adalah ilmu hal, yaitu ilmu yang dibutuhkan pada waktu ini seperti ilmu tata cara melaksakan ibadah puasa dengan benar sesuai dengan syariat agama sehingga diterima oleh Allah SWT. 

Tata Cara Berpuasa Dalam Islam 
Berikut kami sajikan penjelasan tata cara berpuasa: 
1. Berniat puasa 
Niat dilakukan dalam hati karena tidak diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun dari para sahabat radhiyallahu‘anhum mengucapkan/melafazhkan niat. Sedangkan yang paling paham dengan syariat ini adalah mereka. 

Tidak ada seorang pun yang menukilkan riwayat melafazhkan niat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baik dengan sanad yang shahih, dha’if, musnad (bersambung sanadnya) ataupun mursal (terputus sanadnya). Bahkan tidak ada nukilan dari para sahabat. 

Begitu pula tidak ada salah seorang pun dari kalangan tabi’in maupun imam yang empat yang menganggap baik hal ini. 

Maka yang sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tidak melafadzkan niat. 
Mudzakarah Syarat diterimanya suatu amalan adalah: Ikhlas karena Allah dan Sesuai dengan bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. 
Niat Puasa harus dilakukan sebelum terbit fajar. Berniat ikhlas untuk melaksanakan perintah Allah, mengharap pahala yang Allah persiapkan bagi orang-orang yang berpuasa. 


Baca juga:

Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Barang siapa tidak berniat untuk berpuasa semenjak sebelum fajar maka tidak ada puasa baginya (yakni puasanya tidak sah).” [H.R. Abu Dawud dan At-Tirmidzi dari Ummul Mukminin Hafshah radhiyallahu ‘anha. Hadits Shahih]. 

Syarat niat sebelum fajar pada hadis ini khusus untuk puasa wajib. Adapun puasa sunah boleh berniat setelah fajar. 

Berdasarkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan, “Pada suatu hari pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk menemuiku, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, ‘Apakah engkau memiliki sesuatu (yang bisa dimakan)?’ Aku menjawab, ‘Tidak.’ Beliau bersabda (artinya), ‘Kalau demikian aku akan berpuasa.’” Makan Sahur Hukum makan sahur adalah sunnah. 

Hal ini berdasarkan hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً “

Sahurlah kalian, karena sungguh dalam sahur terdapat berkah.” (Muttafaqun ‘alaih) 

Ulama dari kalangan mazhab Syafi’i seperti Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Para ulama telah bersepakat tentang sunnahnya makan sahur dan bukan suatu kewajiban.” (Syarh Shahih Muslim, 7/207) 

Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong kita agar tidak meninggalkan makan sahur walaupun sahur hanya dengan seteguk air. 

Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu. Dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ 

“Makan sahur adalah berkah maka janganlah kalian meninggalkannya meskipun salah seorang di antara kalian hanya minum seteguk air.” (HR. Ahmad, Hadits Hasan) 

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah: “Sahur dapat diperoleh seseorang yang makan dan minum meskipun hanya sedikit.” (Fathul Bari, 4/166).


Berikut kami sajikan penjelasan tata cara berpuasa yang selanjutnya: 
2. Makan sahur
Hukum makan sahur adalah sunnah. Hal ini berdasarkan hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً 

“Sahurlah kalian, karena sungguh dalam sahur terdapat berkah.” (Muttafaqun ‘alaih).

Ulama dari kalangan mazhab Syafi’i seperti Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Para ulama telah bersepakat tentang sunnahnya makan sahur dan bukan suatu kewajiban.” (Syarh Shahih Muslim, 7/207).

Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendorong kita agar tidak meninggalkan makan sahur walaupun sahur hanya dengan seteguk air. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu. Dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ 

“Makan sahur adalah berkah maka janganlah kalian meninggalkannya meskipun salah seorang di antara kalian hanya minum seteguk air.” (HR. Ahmad, Hadits Hasan). 


Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah: “Sahur dapat diperoleh seseorang yang makan dan minum meskipun hanya sedikit.” (Fathul Bari, 4/166)


3. Menahan diri dari pembatal puasa sejak terbit fajar sampai tenggelam matahari. 

Allah Ta’ala berfirman:

 أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ 

“Dihalalkan bagi kalian pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kalian. Mereka adalah pakaian bagi kalian, dan kalian pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kalian tidak dapat menahan keinginan kalian terhadap istri kalian, karena itu Allah mengampuni kalian dan memberi maaf kepada kalian. Maka sekarang campurilah mereka dan harapkanlah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kalian, dan makan minumlah hingga terang bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kalian campuri mereka itu, sedang kalian beriktikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kalian mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.” [Al Baqarah: 187]. 

Waktu menahan dalam ayat ini berlaku secara umum termasuk puasa sunnah.


4. Berbuka 
Allah Ta’ala telah menjelaskan pada kita tentang waktu berbuka yaitu dengan terbenamnya matahari, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
 ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ 
“Kemudian sempurnakanlah puasa itu hingga (datang) malam.” (Al Baqarah: 187) 

Begitujuga pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam hadits dari sahabat Umar bin Al Khaththab radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


 إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ وَأَدْبَرَ النَّهَارُ وَغَابَتِ الشَّمْسُ فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ 

“Apabila malam telah datang, dan siang telah pergi, serta matahari telah terbenam, maka sungguh orang yang berpuasa telah berbuka.” (Muttafaqun ‘alaihi) 

Maknanya adalah puasanya telah selesai dan sempurna. Maka dengan terbenamnya matahari habislah waktu siang, dan malam pun tiba. Malam hari bukanlah waktu untuk berpuasa. 


Baca juga: Rukun-rukun Puasa Lengkap Dengan Penjelasannya

Sebagaimana penjelasan Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim 7/210. Maka dapat diketahui waktu berbuka puasa adalah menjelang malam ketika matahari telah benar-benar tenggelam.

Demikian, semoga bermanfaat.

Referensi :
[1] Gharibul Hadits (I/325-326, 327) Lihat Subulus Salam karya Ash-Shan’ani, awal Kitabush Shiyam.  
[2] Lihat Tafsir Ibni Katsir tafsif surat Maryam ayat 26. 
Back To Top